Di awal tahun 2000 ketika Raksasa teknologi Amerika, Microsoft mulai
mengalihkan seluruh buku di Perpustakaan Kongres Amerika ke dalam bentuk
digital. Perpustakaan terbesar di dunia ini memiliki 115 juta koleksi buku,
majalah, jurnal, dalam 450 bahasa. Hal ini tentu saja menjadi terobosan yang
membuat orang tak perlu berlelah-lelah menuju perpustakaan untuk mengkaji dan
mencari referensi.
Keputusan Microsoft ini cukup beralasan karena minat
"membaca" buku, yang mempertemukan penerbit dan konsumen, kian
membesar. Namun, disisi lain mendatangkan buku secara fisikselalu menjadi
masalah. Misalnya, buku hilang, atau rusak. Tidak hanya itu penyebaran
informasi dan pengetahuan yang berasal dari buku-buku dari belahan Eropa dan
Amerika sering mengalami keterlambatan untuk tiba di negara-negara Asia dan
Afrika.
Microsoft sebenarnya bukanlah pemain pertama yang melansir buku
elektronik. Sekitar akhir tahun sembilanpuluhan menjelang tahun 2000,
ebookcentral.com, NuvoMedia, dan SoftBook Press sudah memulai bahkan
menerbitkan perangkat eBook. Tetapi karena pada saat itu banyak penerbit yang
tidak tertarik membuat buku edisi digital membuat NuvoMedia dan SoftBook Press
harus menjual RocketBook yang menjadi perangkat pembaca eBook seharga US$ 199
dari harga awalnya US$ 300, tidak hanya itu keberadaan dua perusahaan tersebut
terpaksa harus dibeli Gemstar International dari TV Guide.
Pada perkembangan berikutnya, Adobe, yang terkenal dengan perangkat
Fotosoft untuk mengatur tampilan foto, mengeluarkan Acrobat Reader. Perangkat
baca ini bisa diperoleh di homepage-nya Adobe.com secara gratis. Adobe juga
telah mengembangkan fitur tambahan bernama CoolType. Dengan fasilitas ini
memungkinkan tampilan buku bisa dibaca pada layar LCD (liquid central display).
Layar inilah yang kini digunakan banyak penyedia komputer genggam.
Saat ini pengguna Android juga ikut dimanjakan dengan aplikasi untuk
membaca buku yang bernama Aldiko Book Reader. Bahkan kini Aldiko telah mencapai
versi ke 2. Pada Aldiko Book Reader 2.0, diperubahan dilakukan terutama di
bagian user interface, dimana pengguna dapat dengan mudah melakukan akses ke
buku-buku terbaru dan best-sellers, pilihan font yang lebih baik, rendering
teks dan tipografi yang lebih baik, dan masih banyak kenyaman yang diperoleh
bagi pengguna android.
A.
Perkembangan di Dunia
Ada tiga catatan yang patut dibuka untuk melihat perkembangan eBook di
dunia, tidak hanya rintisan awal tetapi sejumlah keberhasilan yang telah
dilakukan pada tiga tempat berikut ini: Project Gutenberg, merupakan layanan
buku digital terbesar dan tertua yang mendukung free eBook. Hingga saat ini
terdapat lebih dari 25.000 buku digital yang dengan mudah ditemukan dalam
katalog onlinenya. Lalu arXiV yang terdapat di Universitas Cornell. Fasilitas
ini memberikan akses secara terbuka terhadap 368.128 referensi elektronik dalam
bidang fisika, matematika, sains komputer dan biologi kuantitatif. Hal ini
didasarkan pada niat sejumlah ilmuwan yang peduli dengan penyebaran ilmu
pengetahuan untuk masyarakat umum secara bebas.
Dahulu para ilmuwan tersebut menyajikan karyanya dalam jurnal
elektronik bergensi dan berbayar, namun kini telah digratiskan begitu juga
dengan buku-buku hasil terbitan para ilmuwan tersebut. Kemudian adanya proyek
sejuta buku atau yang dikenal dengan The Million Book Project. Proyek ini
dikembangkan oleh Universal Library, yang merupakan sebuah perpustaaan digital
dengan dipelopori oleh Universitas Carnegie Mellon di Amerika Serikat,
universitas Zhejiang di China, Institut Sains di India, dan perpustakaan
Alexandria di Mesir. Proyek ini memuat referensi dalam 16 bahasa dan koleksi
bukunya sudah ada sejak terbitan abad 16.
Hingga saat ini industri buku elektronik di seluruh penjuru dunia
belumlah semapan buku konvensional walaupun penjualan eBook di Amerika Serikat
menunjukkan keunggulan di bandingkan buku cetak. Tren positif ini ternyata
mampu membawa jaringan penerbit dan penyedia jasa buku elektronik yang dulunya
seringkali kurang responsif terhadap pembeli kini mulai menunjukkan
keseriusannya.
B.
Kondisi Indonesia Saat Ini
Masuknya eBook di Indonesia seiring dengan perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi global. Transformasi dari buku cetak menuju bentuk
digital yang ditampilkan melalui media internet memudahkan pembaca dalam
mencari informasi yang tersedia. Kehadiran eBook pun mulai digemari karena
content dan tampilan yang dimiliki buku digital cukup interaktif sehingga oleh
banyak kalangan baik dari yang tua hingga remaja lebih tertarik menggunakan
buku digital. Disisi lain harga yang relatif lebih murah, praktis, dan
menyenangkan untuk dibaca juga menjadi pertimbangan dalam memilih buku digital
sebagai bahan bacaannya.
Saat ini sumber buku elektronik yang legal di Indonesia belumlah
banyak, antara lain dirilis oleh Departemen Pendidikan Nasional (kini menjadi
Kementerian Pendidikan Nasional) dengan dibukanya Buku Sekolah Elektronik
(BSE). BSE adalah buku elektronik legal dengan lisensi terbuka yang meliputi
buku teks mulai dari tingkatan dasar sampai lanjut. Buku-buku di BSE telah
dibeli hak ciptanya oleh pemerintah Indonesia melalui Depdiknas, sehingga bebas
diunduh, direproduksi, direvisi serta diperjualbelikan tetapi dengan batas atas
harga yang telah ditentukan. Lebih dari itu, seluruh buku ini telah dinilai dan
lolos saringan dari penilai di Badan Nasional Standardisasi Pendidikan (BNSP).
Kebijakan Depdiknas waktu itu membeli hakcipta 95 judul buku teks
pelajaran SD/Madrasah Ibtidaiyah, 72 judul buku teks SMP/Madrasah Tsanawiyah,
24 judul buku teks SMA/ Madrasah Aliyah dan 216 judul buku teks SMK. Buku-buku
itu meliputi pelajaran matematika, Bahasa Indonesia, IPA, Pendidikan
Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Juga Bahasa Inggris, mata
pelajaran adaptif, mata pelajaran produktif dan mata pelajaran normatif untuk
jenjang SMK. Secara keseluruhan terdapat 407 judul buku.
Selain itu Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia juga menyediakan sarana
bagi penulis dan publik untuk membuka akses atas aneka buku elektronik dengan
lisensi terbuka. Sarana ini telah dibuka dengan nama BUKU-e. Selain untuk
buku-buku ilmiah, BUKU-e LIPI juga ditujukan untuk buku 'pembelajaran ilmiah',
seperti diktat, buku teks, dan lain-lain. Termasuk buku-buku BSE juga di-mirror
di BUKU-e LIPI.
Dunia industri mulai melirik eBook, Penerbit Mizan misalnya di tahun
2001 mempelopori keberadaan buku digital dengan memberikan eBook berjudul
"Wasiat Sufi Imam Khomeini kepada Putranya Ahmad Khomeini" secara
gratis di situs mereka. Untuk memperkenalkan eBook lebih memasyarakat, beberapa
pengusaha mencoba menggabungkan buku elektronik dengan bisnis toko buku di Internet,
meniru Amazon. Misalnya, E-Book Centro ebook-centro.com.
C.
Versi eBook Gratisan
Tak bisa dipungkiri keberadaan buku elektronik menjadi dilema bagi para
pengusaha bidang ini, bagaimana tidak disatu sisi keinginan menjual sangat
tinggi tetapi secara bersamaan di dunia maya telah banyak beredar eBook yang
dengan mudah diperoleh secara gratis.
Sebut saja Abacci Books (abacci.com). Menyediakan berbagai buku
elektronik yang sebagiannya diambil dari Project Gutenberg, digabungkan dengan
berbagai resensi buku dan link ke Amazon. Lalu National Academies Press
(nap.edu). Menyediakan laporan-laporan ilmiah dari lembaga-lembaga ilmu
pengetahuan Amerika Serikat, yaitu National Academy of Sciences, National
Academy of Engineering, Institute of Medicine dan the National Research
Council. Begitu juga dengan Read Print (readprint.com), menyediakan buku-buku
sejarah dan karya sastra Barat.
Dengan segala tren positif dan catatannya keberadaan eBook mulai
dirasakan penting, tidak hanya mengurangi kebutuhan akan ruang penyimpanan, tetapi
juga tidak membutuhkan ongkos untuk perbaikan fisik buku, mempermudah dan
menurunkan ongkos tukar-menukar koleksi, menghilangkan kebutuhan mengembangkan
sistem pengamanan dari pencurian buku, dan sangat cocok untuk sistem belajar
tersebar atau sistem belajar jarak jauh. Namun yang terpenting adalah kemampuan
dan minat baca dengan hadirnya eBook semoga dapat berpengaruh postif khususnya
di masyarakat Indonesia.
D.
Kelebihan dan Kekurangan E-Book – Formal
E-book mungkin adalah kata yang sudah tidak asing di telinga kita. Ya,
e-book adalah buku elektronik yang biasanya dibuka melalui komputer. E-book
sekarang ini sudah mendunia dan menjamur di internet dikarenakan
kelebihan-kelebihan yang ada pada e-book. Berikut ini adalah beberapa kelebihan
dari e-book :
Harga e-book lebih murah daripada buku biasa atau konvensional. Ini
merupakan salah satu alasan terbesar yang membuat orang lebih memilh e-book
daripada buku biasa, bandingkan saja harga buku konvensional yang isinya hampir
sama dengan 2 sampai 3 kali lipat harga e-book, sedangkan harga-book sendiri
sangatlah murah bahkan bisa gratis yang kita dapatkan dari beberapa situs yang
menyediakan e-book gratis.
E-book ramah lingkungan. Dengan menggunakan e-book kita telah menghemat
kertas yang dihasilkan dari pohon. Kita pun juga menghemat tinta, karena e-book
tidak memerlukan tinta sama sekali
E-book ANTI RUSAK, selama tidak terkena virus, itu pun juga dapat
dibersihkan dengan anti virus. Bayangkan saja dengan buku konvensional yang
dapat rusak, sobek, ketumpahan tinta dan berbagai hal yang dapat merusaknya.
E-book itu mudah dibawa dan memiliki ukuran yang relatif kecil. Kita
dapat dengan mudah membawa beribu-ribu e-book hanya dalam flashdisk yang
ukurannya mungkin hanya sekitar jari kita. Hal ini dikarenakan ukuran file
e-bok yang relatif kecil.
Kita dapat menghemat waktu dan tempat kita. kita dapat menghemat waktu
kita karena kita tidak perlu ke toko buku untuk membli buku. Dari segi tempat,
kita tidak memerlukan tempat untuk menyimpan e-book, sebab kita hanya membutuhkan
1 flasdisk yang dapat berisi beribu-ribu e-book.
Sistem pengiriman e-book sangat cepat. Kita dapat melakukan pengiriman
e-book dalam hitungan beberapa menit bahkan bisa dalam beberapa detik.
Bandingkan dengan buku konvensional yang memerlukan waktu berhari-hari.
Di samping memiliki kelebihan-kelebihan, e-book juga tidak luput dari
kekurangan. beriku ini beberapa kekurangan e-book :
Membutuhkan suatu perangkat lunak untuk membukanya, baik komputer atau
alat lainnya. Sehingga kita membutuhkan waktu yang cukup lama hanya untuk
membukanya, sedangkan buku biasa dapat langsung kita buka dan tutup sesuka hati
.
Kenyamanan. Biasanya jika ingin membaca buku kita ingin dalam kondisi
nyaman, seperti tiduran, duduk santai di sofa, dan tiduran di
lantai. Hal ini tidak bisa kita lakukan dengan e-book, karena kita harus
menatap PC atau laptop, dan terkadang kita tidak tahan untuk berlama-lama
menatap monitor.
Mata yang tidak terbiasa untuk membaca di monitor. Hal ini membuat
kebanyakan orang cenderung mencetak e-book dengan printer, setelah
membaca beberapa halaman dari e-book.
E-book memiliki berbagai format, yang terlihat dari extension filenya
seperti pdf, txt, doc, chm, dejavue, iSilo, dan lain-lain. Hal ini membuat
dibutuhkan berbagai aplikasi berbeda untuk membukanya maupun membuatnya.Misal
untuk format PDF, untuk membacanya umumnya menggunakan Acrobat dari Adobe.
Untuk membuatnya menggunakan aplikasi sejenis PDF writer.
Tidak semua format e-book memiliki sekuriti yang baik. Misal format
txt, sangat rentan terkena virus atau dijebol sekuritinya. Sedangkan pdf sudah
memiliki sekuriti yang baik. Tetapi secanggih apapun format sekuriti e-book,
karena digital, e-book tetap bisa dibongkar terutama oleh para hacker.
Sensasi. Maksudnya disini, kita memiliki rasa sensasi yang kita rasakan
ketika membuka tiap-tiap lembaran dari buku biasa, namun hal ini tidak kita
rasakan pada e-book.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar